Khususdi Manado, BRI Manado menyalurkan CSR 'Berbagi Bahagia Bersama BRI' di Panti Asuhan Ar-Rahman Tuminting, Panti Werdha Damai Ranomuut dan Panti Sosial Disabilitas Bartimeus Malalayang Manado, Pemimpin Cabang BRI Manado, Purwanto dan jajaran mengantar langsung bantuan berupa bahan natura seperti beras, mi instan, minyak goreng dan lain
access_time Selasa, 02 Februari 2016 2158 WIB remove_red_eye 3192 person Reporter Nurito person Editor Andry Layanan antar jemput bus sekolah bagi pelajar penyandang disabilitas yang baru diluncurkan dan mulai beroperasi hari ini akan beroperasi di 10 Panti Sosial Asuhan Anak PSAA di Ibukota. Adapun daya angkut bus tersebut sebanyak 23 penumpang. Ada 10 panti yang di dalamnya terdapat penyandang disabilitas. Kita akan antar jemput mereka Kepala Unit Pengelola UP Angkutan Sekolah Dinas Perhubungan dan Transportasi Dishubtrans DKI Jakarta, Muhammad Insaf mengatakan, dari 10 panti sosial, baru enam di antaranya yang siap disinggahi bus sekolah. Layanan antar jemput bus sekolah di 10 panti tersebut dipilih karena memiliki banyak siswa penyandang disabilitas."Ada 10 panti yang di dalamnya terdapat penyandang disabilitas. Kita akan antar jemput mereka. Untuk tahap awal ada enam panti yang sudah mengajukan permohonan agar dilayani bus sekolah," katanya, Selasa 2/2.Bus Sekolah Layani Siswa DisabilitasIa mengungkapkan, enam dari 10 panti yang siap dillayani bus sekolah khusus bagi penyandang disabilitas yakni PPSA Putra Utama 3 di kawasan Ceger dan Tebet, PPSA 1 di Klender dan Duren Sawit, PPSA Bina Grahita Belaian Kasih di Pegadungan dan Kalideres dan PPSA Bina Netra Cahaya Bathin di Jl Dewi Sartika no 200 Cawang, PPSA 4 di Cawang dan Plumpang. "Jam operasional bus ini dimulai dari pukul tandasnya.
Kenapadipilih panti asuhan disabilitas, karena ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas segala nikmat kesempurnaan fisik yang kita miliki," kata Dandim. Sementara itu, Kepala Sekolah Panti Asuhan Luar Biasa Asih Yayasan Arrazzaq, Siti Raydhol Badi'ah mengucapkan terima kasih atas kunjungan Dandim 0803/Madiun dan Jajaran Persit KCK
Jakarta Penjabat Pj Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada asosiasi Realestat Indonesia REI DKI Jakarta yang telah menaruh perhatian kepada anak-anak binaan di panti asuhan yang dikelola Dinas Sosial DKI Jakarta. Idul Fitri di Turki Identik dengan Perayaan Manisan, Jadi Tradisi Penutup Usai Berpuasa Ketimbang Minta Rezeki Berlimpah, Bunda Corla Berdoa Agar Diberi Keselamatan Dalam Kubur dan Dimudahkan Menuju Surga Quraish Shihab Kecenderungan Manusia kepada Kebaikan, tapi Setan Memperdayanya “Saya mendapat laporan bahwa hari ini, sebanyak 567 anak binaan panti asuhan Dinas Sosial DKI Jakarta mendapat santunan berupa uang dan bantuan lainnya dari REI. Tentu ini sangat berharga bagi anak-anak. Apalagi selama ini REI konsisten membantu setiap tahun,” ungkap Heru Budi Hartono, pada acara “Silahturahmi Pj. Gubernur DKI Jakarta dan Ketua DPD REI DKI Jakarta Bersama Anak Yatim, Dhuafa dan Disabilitas” di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3, Duren Sawit, Jakarta Timur. Menurut Heru kedatangan jajaran REI dengan melihat langsung kondisi panti asuhan, merupakan bentuk perhatian dan menjadi semangat bagi anak-anak serta staf pengasuhnya. “Usulan acara di panti asuhan itu dari ibu Widyastuti Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta,red. Sehingga jajaran REI, Saya dan staf bisa lihat langsung kondisi panti, dan merasakan suasananya. Anak-anak juga terhibur,” ungkap Heru. Pada kesempatan tersebut Arvin. F. Iskandar, Ketua Dewan Pengurus Daerah DPD Realestat Indonesia REI DKI Jakarta, menerangkan bahwa tahun ini adalah tahun ke-19 REI DKI Jakarta, memberikan santunan selama Ramadhan. “Kami menyelenggarakan program “Buka Puasa Bersama dan Pemberian Santunan kepada Seribu Anak Yatim, Dhuafa” sudah berjalan rutin selama 19 tahun. Bahkan saat pandemi pemberian donasi kami lakukan bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta melalui program REI DKI Peduli berbagi paket sembako kepada warga yang terdampak Pandemi Covid 19,” terangnya.
Jakarta 17 Mei 2020 – Melalui Program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti, Ramadhan Berbagi, Pertamina Grup menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar yang disalurkan kepada 40.224 anak panti asuhan, Penyandang Disabilitas dan Lansia di seluruh Indonesia. Bantuan secara simbolis diserahkan di dua lokasi yakni di Panti Sosial Bina Netra dan Rungu
Sebanyak170 orang penghuni Panti Asuhan Yayasan Bhakti Luhur, Kota Malang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan tes swab antigen. Mereka pun diisolasi di dalam panti asuhan.
Vice President CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita kedua kanan bersama Manager CSR Pertamina Dian Hapsari kiri, Vice President Operation PKPU Human Initiative Andjar Radite kanan dan Pengurus Panti Purwanto kedua kiri saat penyerahan bantuan secara simbolis di Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung, Jakarta, Sabtu 16/5. Pertamina Grup melalui program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti Ramadhan Berbagi menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar. FOTO Republika/Putra M. Akbar Vice President CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita kiri bersama Manager CSR Pertamina Dian Hapsari ketiga kiri dan Pengurus Panti Purwanto kedua kiri berbincang dengan lansia saat penyerahan bantuan secara simbolis di Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung, Jakarta, Sabtu 16/5. Pertamina Grup melalui program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti Ramadhan Berbagi menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar. FOTO Republika/Putra M. Akbar Vice President CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita kanan bersama Pengurus Panti Purwanto kiri saat penyerahan bantuan secara simbolis di Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung, Jakarta, Sabtu 16/5. Pertamina Grup melalui program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti Ramadhan Berbagi menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar. FOTO Republika/Putra M. Akbar Vice President CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita kedua kiri bersama Manager CSR Pertamina Dian Hapsari kiri dan Pengurus Panti Purwanto kedua kanan melepaskan ikan secara simbolis di Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung, Jakarta, Sabtu 16/5. Pertamina Grup melalui program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti Ramadhan Berbagi menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar. FOTO Republika/Putra M. Akbar Vice President CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita kedua kanan bersama Manager CSR Pertamina Dian Hapsari kiri, Vice President Operation PKPU Human Initiative Andjar Radite kanan dan Pengurus Panti Purwanto kedua kiri saat penyerahan bantuan secara simbolis di Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung, Jakarta, Sabtu 16/5. Pertamina Grup melalui program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti Ramadhan Berbagi menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar. FOTO Republika/Putra M. Akbar inline JAKARTA - Pertamina Grup melalui program bertajuk Energi Tulus Tak Berhenti Ramadhan Berbagi, menyalurkan bantuan senilai Rp 17,2 miliar yang disalurkan kepada anak-anak panti asuhan, penyandang disabilitas dan lansia di seluruh Indonesia. Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha, Cipayung, Jakarta, Sabtu 16/5.
Salurkanzakat,infaq,dan shodaqoh bank mandiri cab.bintaro:rek.no.128.000 088416 bank bca cab.jakarta:rek.no.345.1549306 panti asuhan anak khusus
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID udUjU_vOGuLCT0d6i-fqHI4gwF1AjNGTnDaJ0kryVkFaVCznN5fnQA==
Padapenghujung acara, anggota Rencang melakukan foto bersama dan memberikan cenderamata sebagai penutup perjumpaan bersama anak-anak disabilitas serta pengurus panti. Acara kunjungan ke panti disabilitas berlangsung pada Minggu(05/05/19) dan Jumat(10/05/19). Kunjungan berikutnya akan diadakan di Kebon Jeruk dan Jakarta Selatan.
Rumah Singgah Kasih Ampera berlokasi di Komplek Pondok Ampera dan 10, Jalan Ampera 7, Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Yayasan sosial milik pribadi ini telah ada sejak tahun 2011 dan mengasuh para disabilitas yakni disabilitas sensori tunarungu dan disabilitas mental depresi berat karena putus cinta serta difabel intelektual penyandang down syndrom. Saat ini jumlah penghuni yang berada di panti ada 20 orang terdiri dari 6 putra dan 14 putri. Usia para penghuni beragam dari anak-anak umur 10 tahun hingga dewasa 40-an ada di panti ini. Tak hanya mengasuh para disabilitas, setiap bulannya yayasan juga menyantuni para lansia dan kaum dhuafa di luar panti. Kegiatan penghuni Rumah Singgah Kasih Ampera diisi dengan ibadah, bermain, menggambar, olahraga, dan sekolah. Ada 2 penghuni yang menempuh pendidikannya di Sekolah Luar Biasa SLB. Di balik keterbatasan yang dimiliki oleh teman-teman disabilitas, mereka meyakini ada kemampuan yang bisa diolah sebagai kelebihan mereka. Hal ini ditunjukkan lewat semangat belajar dan hidup mereka. Untuk biaya operasional, yayasan mengandalkan bantuan masyarakat. Hingga artkel ini dipublikasikan, yayasan belum memiliki donatur tetap. Selain itu para penghuni panti sedang membutuhkan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari seperti sembako. Apabila sahabat mau menjadi donatur tetap atau membantu panti, sahabat bisa menghubungi kontak informasi yang ada di website.
YayasanAl-Aadiyat adalah sebuah panti asuhan, yang saat project ini berjalan di Desember 2016 menaungi sekitar 25 anak laki-laki. CAS adalah singkatan dari Creativity, Activity, dan Service. Melalui proyek ini, para siswa di harapkan bisa menggali kemampuan mereka bagaimana untuk memberikan kontribusi pada sosial and lingkungan mereka.Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Gubernur No. 20 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Sosial, Panti Sosial adalah unit pelayanan yang melaksanakan rehabilitasi sosial bagi satu atau beberapa jenis sasaran untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. Adapun Unit Pelaksana Teknis UPT Panti Sosial di lingkup Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta meliputi
Guna memenuhi identitas penyandang disabilitas di tengah pandemi, kami memberi saran agar Dinas Dukcapil daerah pro-aktif memberikan berkas F-1.01 kepada tiap-tiap panti asuhan untuk dilakukan pengisian biodata sehingga dokumen kependudukan lainnya dapat diterbitkan secara bertahap tanpa khawatir terjadi tatap muka yang menyebabkan penularan
Pada hari Sabtu, 29 Juni yang lalu, sekitar 50 anggota Persekutuan Doa Pagi PDP dan beberapa simpatisan berangkat ke Bekasi dengan sejumlah mobil pribadi dan satu mobil gereja untuk berkunjung ke Panti Rehabilitasi Disabilitas Mental “GERASA” Gerakan Asih Abadi Indonesia, yang untuk sementara bertempat di sebuah ruko di belakang kompleks pertokoan Ramayana. Kami tiba pada pk. dan disambut oleh Pdt. Lukas Sagotra, dan istrinya, Ibu Ferra Menajang. Mereka membawa kami ke lantai dua, yang merupakan ruang kebaktian GBI, di mana 30 perempuan penghuni panti sudah menunggu dengan tenang. Meskipun Pdt. Lukas adalah pendeta GBI, namun yayasan yang didirikannya bersama beberapa kawannya pada tanggal 1 Juli 2011 merupakan yayasan Kristen yang bersifat interdenominasi, dengan pelayanan di bidang marturia, koinonia, dan diakonia bagi orang-orang yang terabaikan. Setelah doa pembukaan dan acara perkenalan, para anggota PDP membaur dengan para penghuni panti untuk membentuk kelompok-kelompok 5-6 orang. Dalam kelompok-kelompok kecil ini, kami berbincang-bincang dengan mereka dan mendoakan mereka secara pribadi. Semua dapat berbicara dengan baik dan memperkenalkan diri mereka. Nama-nama mereka pun bagus Lina, Yana, Mona, Agnes, Yanti, Once… Mereka berasal dari berbagai etnis, seperti Jawa, Betawi, Ambon, Batak, dan Tionghoa. Sebagian besar mengalami kekerasan dalam rumah tangga KDRT dan dibuang oleh keluarga. Ada yang dulunya berprofesi sebagai wanita penghibur PSK, germo, dan ada juga yang mengalami patah hati karena dijual oleh orangtuanya sebagai pembayar utang dan kemudian ditinggalkan oleh suaminya yang membawa pergi anaknya. Beberapa orang datang ke panti dalam keadaan mengandung besar, dan melahirkan di tempat itu. Mereka merupakan korban pemerkosaan dari orang-orang yang memanfaatkan ketidakberdayaan mereka ketika masih hilang ingatan. Sebagian dari mereka masih muda, sekitar 25-35 tahun, tetapi sudah beberapa kali melahirkan tanpa pernah bertemu kembali dengan anak-anak mereka, yang mungkin sudah diadopsi orang atau diambil oleh panti asuhan. Untuk mencegah hal tersebut, yayasan bertekad untuk tetap memelihara ketiga anak mungil yang dilahirkan di sana sampai mereka dewasa. Dengan demikian mereka akan dididik secara kristiani dan kelak belajar di Sekolah Alkitab. Kami kagum melihat semua penghuni Panti dalam keadaan bersih dan terawat. Rambut mereka semuanya pendek, karena habis dicukur gundul begitu memasuki kehidupan Panti. Begitu datang dari tempat-tempat “lampu merah” dan bahkan ada yang dari kompleks pekuburan, mereka dimandikan, diajari kebersihan dan dikembalikan ingatannya lagi. Sungguh suatu pelayanan yang sangat tidak mudah, penuh pengorbanan, kesabaran dan ketekunan, untuk memanusiakan mereka kembali. Pdt. Lukas bercerita bahwa ketika ia melihat kondisi mereka yang begitu mengenaskan, ia berdoa kepada Tuhan agar mereka tidak terus-menerus dalam keadaan hilang ingatan. Dalam doanya, ia minta waktu selambat-lambatnya 1 bulan untuk memulihkan ingatan mereka, dan Tuhan mengabulkannya. Mereka juga diperiksa kesehatannya dengan lengkap begitu mereka sudah dapat diajak berbicara. Karena berada di tempat-tempat kumuh, mereka rentan sekali terjangkit penyakit TBC, HIV, atau hepatitis. Sungguh pelayanan yang luar biasa dari Pdt. Lukas dan keluarganya, karena mereka berisiko besar tertular oleh penyakit-penyakit ini. Namun Tuhan memelihara mereka, dan para penghuni Panti juga sudah sehat saat ini. Kami juga kagum mendengar beberapa di antara mereka hafal ayat-ayat Alkitab, dan ada juga yang senang menyanyi. Mereka juga bisa ikut diajak bekerja sama mengikuti permainan menggulingkan bola golf ke dalam tabung bambu, meskipun beberapa orang masih tampak pasif dan tidak ekspresif. Rasanya masih panjang perjalanan mereka untuk menemukan keceriaan mereka kembali dan melupakan masa lalu mereka yang kelam. Namun satu hal yang sungguh membuat kami terharu, yaitu mereka semua sudah dijamah oleh Tuhan. Ada harapan masa depan bagi mereka, meskipun mereka tidak dapat kembali ke keluarga masing-masing. Mereka masih bisa diajari dan menghasilkan hal-hal yang berguna. Sebagian dari kami sempat menerima buah tangan hasil karya mereka, seperti keset, lap dan pegangan kompor yang dibuat dari anyaman kaos. Mereka juga sudah bisa memasak dan mencuci pakaian mereka sendiri. Dalam penjelasannya, Pdt. Lukas mengatakan bahwa dasar dari pendirian yayasan ini adalah firman Tuhan dari Matius 2534-43, “… Ketika Aku lapar, haus, tidak punya tumpangan, sakit, dalam penjara dan hina, sampai pada kondisi telanjang”, siapakah yang mau menolong? Dan Dia juga berfirman, “Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Faktor kemiskinan, mahalnya biaya pengobatan, rasa malu, jijik dan repot memiliki anggota keluarga yang menderita disabilitas mental, sering menjadi alasan keluarga untuk melepaskan darah daging mereka berkeliaran, terlantar, bahkan ada yang telanjang di jalan. Mereka bertahan hidup hanya dengan mengais sampah dan hidup jauh dari kesan layak. Anak yatim piatu, gelandangan, pengemis, lanjut usia, masih banyak dipedulikan orang karena mereka masih dapat diajak berinteraksi, namun para penderita disabilitas mental, yang melakukan segalanya di luar kesadaran mereka dan tak kenal kompromi soal jorok, kotor, berpenyakit menular atau tidak, bahkan menjelang ajal, siapa mau peduli? Pengurus yayasan GERASA optimis bahwa dengan pimpinan kuasa Roh Kudus, mereka dapat menjangkau para penderita disabilitas mental ini, sesuai dengan kerinduan dan kemurahan Allah bahwa “manusia diciptakan segambar dengan Dia”, sehingga dapat menerima hidup dalam kasih Bapa. Ibu Rijanti Karim, salah seorang anggota PDP, mengatakan bahwa itulah tindakan nyata yang secara gamblang dilakukan oleh Pdt. Lukas. Ia membuktikan adanya “kekuatan kasih” yang diajarkan kepada kita sebagai umat kristiani, sesuai dengan firman Tuhan yang sering kita baca, tapi belum tentu sepenuhnya kita “nyatakan dalam perbuatan”, meskipun kita sudah sangat mengerti maksud Tuhan. Mengapa demikian? Karena melakukan itu “tidak mudah”, namun bukan berarti “tidak bisa”. Kini yayasan ini sudah membeli sebidang tanah di daerah Kemang Pratama, Bekasi, namun masih belum mendirikannya. Apabila ada di antara pembaca yang tergerak untuk membantu, silakan menghubungi Pengurus Panti di no. telp. 021 881-20-08, faks. 021 881-54-57, HP. 0812-808-803-55. Kami pulang ke Jakarta sekitar pk. dengan membawa kesan yang sangat dalam. Ada sisi lain kehidupan ini yang sangat memerlukan uluran tangan kita. Maukah kita berbagi kasih dengan mereka?7Mlo.