– Keindahan Pura yang ada di Pulau Dewata menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara saat berlibur. Wisata spiritual bisa menjadi alternatif baru bagi wisatawan yang bosan dengan suasana pantai hingga keramaian pariwisata. Salah satunya dengan melakukan prosesi melukat di Pura Tirta Empul. Melukat merupakan proses pembersihan diri atau penyucian diri bagi Umat Hindu Bali, namun kini beberapa wisatawan juga mulai mengikuti dan melaksanakan prosesi melukat ini. Bagi tribunners yang tertarik bisa mengunjungi Pura Tirta Empul yang berlokasi di Jalan Tirta, Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Pura Tirta Empul yang disucikan, kini menjadi salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Untuk diketahui Pura Tirta Empul berjarak 32 kilometer dari Pusat Kota Denpasar. Selanjutnya, bagi tribunners yang baru pertama kali akan melaksanakan prosesi melukat, berikut tata cara dan peraturan di Pura Tirta Empul. Prosesi penglukatan yang dilakukan Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus R. Golose di Pura Tirta Empul yang berada di Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali pada Rabu, 24/10/2018. Istimewa Peraturan Melukat di Pura Tirta Empul 1. Berpakaian adat Bali atau memakai selendang 2. Tidak diperkenankan memakai celana pendek 3. Tidak diperkenankan memakai sabun, shampoo dan sejenisnya saat mandi di kolam 4. Tersedia loker bagi wisatawan yang ingin menitipkan barang bawaannya 5. Tidak diperbolehkan membawa kamera ke kolam suci saat mengikuti prosesi melukat
Objekwisata. 52 dalam 10 km. Pura Tirta Empul Segara Merta Sari. 237. 0.3 kmTempat Menarik & Tengara • Tempat Keagamaan. Pura Mengening. 44. 0.5 kmTempat Bersejarah • Tempat Keagamaan. Gunung Kawi. Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam diri manusia. Upacara ini dilakukan secara turun-temurun oleh umat Hindu hingga saat ini. Pensucian secara rohani artinya menghilangkan pengaruh kotor/klesa dalam mitologi dan cara melukat di Pura Tirta EmpulPada zaman dahulu kala, tersebutlah seorang raja yang gagah perkasa dan tak tertandingi di daerah Bali. Raja ini bernama Mayadanawa seorang raja di Bali berketuruanan Daitya raksasa anak dari seorang Dewi Danu Batur. Raja ini terkenal dengan kesaktiannya yang sangat luar biasa, ia mampu merubah dirinya menjadi bentuk apapun yang ia kehendaki seperti menjadi kambing, ayam, pohon, batu dan yang kesaktiannya tersebut, ia mampu menaklukan daerah-daerah seperti daerah Makasar, Sumbawa, Bugis, Lombok dan Blambangan. Karena kesaktian dan tahta yang ia dapatkan, Mayadanawa menjadi sangat angkuh dan sombong. Bahkan ia melarang penduduk-penduduk di Bali untuk menyembah Tuhan dengan segala manifestasinya, karena ia merasa tak ada yang paling kuat selain dirinya maka ia menyuruh para penduduk untuk menyembah dirinya perbuatan itu diketahui oleh Para Dewa, maka para dewa yang dikepalai oleh Bhatara Indra menyerang Mayadenawa. Akhirnya Mayadenawa dapat dikalahkan dan melarikan diri sampailah disebelah Utara Desa Tampak Tirta Empul di Tampaksiring GianyarDengan kesaktiannya Mayadenawa menciptakan sebuah mata air Cetik Racun yang mengakibatkan banyaknya para pasukan Bhatara Indra yang jatuh sakit akibat minum air tersebut. Melihat hal ini Bhatara Indra segera menancapkan tombaknya dan memancarkan air keluar dari tanah Tirta Empul dan air suci ini dipakai memerciki para pasukan Bhatara Indra sehingga tidak beberapa lama bisa sembuh lagi seperti sedia Mayadanawa pun dilanjutkan. Mengetahui hal itu, Mayadanawa sempat ingin bersembunyi dengan merubah dirinya menjadi bermacam-macam bentuk namun Bhatara Indra tetap mengetahuinya. Pada akhirnya, Mayadanawa merubah dirinya menjadi Batu Paras, diketahuiah oleh Bhatara Indra kemudian dipanah batu paras tersebut dan pada akhirnya Raja Mayadanawa menemui Mayadanawa itu kemudian di peringati oleh masyarakat hindu di Bali sebagai peringatan Hari Raya Galungan, yang mengandung makna “Kemenangan Dharma melawan Adharma“.Sejarah Dibangunnya Pura Tirta EmpulPura Tirta Empul dibangun pada zaman pemerintahan Raja Masula Masuli berkuasa dan memerintah di Bali. Hal ini dapat diketahui dari bunyi lontar Usana Bali. Isi dari lontar itu disebutkan artinya sebagai berikut “Tatkala itu senang hatinya orang Bali semua, dipimpin oleh Baginda Raja Masula Masuli, dan rakyat seluruhnya merasa gembira, semua rakyat sama-sama mengeluarkan padas, serta bahan bangunan lainnya, seperti dari Blahbatuh, Pejeng, Tampaksiring”.Sedangkan Permandian Tirta Empul dibangun pada zaman pemerintahan Raja Sri Candrabhaya Singha Warmadewa, dan hal ini dapat diketahui dari adanya sebuah piagam batu yang terdapat di desa Manukaya yang memuat tulisan dan angka yang menyebutkan bahwa permandian Tirta Empul dibangun pada Sasih Kapat tahun Icaka 884, sekitar Oktober tahun 962 Prasasti Sading ada disebutkan, Raja Masula Masuli bertahta di Bali mulai tahun Saka 1100 atau tahun 1178 M, yang memerintah selama 77 tahun. Berarti Permandian Tirtal Empul dibangun lebih dulu kemudian Puranya. Ada perbedaan waktu sekitar 216 tahun antara pembangunan permandian Tirta Empul dengan pembangunan Cara Untuk MelukatBerikut adalah Tahapan-tahapan dalam melukat di Tirta Empul yang merupakan saduran dari I Nyoman Sarna, SE I. Tahap Pertama1. Persiapkan pakaian yang sesuai untuk melukat2. Haturkan pakeling/pejati ditempat yang telah disediakan dan canang sari disetiap pancuran yang akan dimohon berkahnya. Duduk sejenak, sampaikan permohonon dan tujuan Untuk tahap pertama lakukan pengelukatan pada Tirtha Gering selama tiga kali berturut-turut pada hari yang berbeda4. Pada setiap pancoran dilakukan dengan cara cuci muka tiga kali, berkumur tiga kali, minum sekali selanjutnya melukat selama tiga kali hitungan umur dengan cakupkan tangan didada sambil memanjatkan doa. Akhiri dengan puji syukur matur suksmeII. Tahap KeduaBila putaran pada tahap pertama sudah selesai, maka barulah dilakukan putaran tahap kedua dengan langkah-langkah sama seperti diatas dan diawali dari1. Tirtha Gering, Tirtha Leteh, Tirtha Penyakit Berat, Tirtha Pelebur Kutukan, Tirtha Pelebur Cor, Tirtha Sudamala, Tirtha Merta, Selanjutnya disesuaikan dengan Tirtha Penyakit Kulit, Tirtha Ketenangan Jiwa, Tirtha Rematik, Tirtha Gigi, Tirtha Sakit Tulang, Tirtha Asmara, Tirtha Ketenangan Emosi, Tirtha Penyakit Pernafasan, Tirtha Tahap KetigaMatur Suksme pada Beliau yang ber-Sthana di Pura Luhur Tirtha Empul, atas segala berkah dan kesembuhan yang telah Tirta Empul sebenarnya ada 33 Pancoran akan tetapi pernah terjadi gempa besar saat ini yang masih berfungsi 22 buah pancuran, terbagai menjadi 3 kelompok 1. Tirtha Pembersihan 14 pancuran Tirtha Bepergian Jauh, auranya-putih ; energi rasa aman Tirtha Penyakit Kulit, auranya–merah kekuningan energi-belerang Tirtha Ketenangan Jiwa, auranya-bening energi-dingin seperti salju, baik untuk mengatasi stres, gangguan Tirtha Rematik, auranya-merah terang energi-hangat, baik untuk rematik, asam urat, kekakuan otor, Tirtha Gigi, auranya-pancawarna energi-ngilu, baik untuk sakit gigi, tirtha untuk potong gigi, gangguan ilmu Tirtha Sakit Tulang, auranya-lembayung energi-hangat dalam tulang, baik untuk gangguan pada tulang, pertumbuhan Tirtha Asmara, auranya-merah muda energi-kebahagiaan, baik untuk meningkatkan rasa cinta kasih dalam keluarga, Tirtha Ketenangan Emosi, auranya-bening energi-dingin menyengat, baik untuk meredam amarah/ Tirtha Penyakit Saluran Nafas, auranya-biru kehijauan energi segar, baik untuk batuk, pilek, amandel, Tirtha Rambut, auranya-putih kekuningan energi-rasa tebal dikepala, baik untuk menyubutkan rambut, kerontokan, gatal-gatal Tirtha Pengentas I, auranya-putih kekuningan, bagi jasadnya masih Tirtha Pengentas II, auranta-putih, bagi jasadnya sudah tidak Tirtha Merta, auranya-kuning emas ; energi-menyejukan, baik untuk melapangkan rejeki, kesuburan tanah pertanian, karier, kharisma, kesucian tempat Tirtha Sudamala, auranya-putih cemerlang energi-manis madu, baik untuk menyucikan jasmani/rohani, memperkuat kundalini, memperlancar sistem pembuluh darah, autis, ngompol, meningkatkan Tirtha Pelebur Kutukan dan Sumpah 2 pancuran Tirtha Pelebur Kutukan, auranya-kuning kebiruan ; energi-sejuk dikepala Tirtha Pelebur Sumpah/Cor, auranya-kuning keputihan energi-idem3. Tirtha Penyakit Berat dan Tirtha Upakara 6 pancuran Tirtha Gering, auranya-panca warna ; energi-merinding/ketakutan, baik untuk melebur kekotoran dalam diri, penetralitas energi negatif, menghilangkan sifar angkara murka, membersihkan aura luar dan dalam, memperoleh keturunan, penyembuhan penyakit berat seperti kanker, Tirtha Leteh, energi-kulit terasa mengelupas, baik untuk peleburan leteh/sebel/cuntaka, mempercepat penyembuhan penyakit, meningkatkan Tirtha Penyakit Berat auranya-merah menyala ; energi-dada terasa begetar Tirtha Pengulapan, auranya-kuning kemerahan Tirtha Pengenteg Beras auranya-kuning keputihan Tirtha Kesejahteraan Keluarga auranya-putihDan waktu yang paling bagus untuk melukat ialah ketika pergantian dari malam ke pagi yaitu 2359 atau jam 12 malam. Dan dihimbau hendaknya sebelum melukat harus dalam keadaan bersih yaitu sudah mandi terlebih dahulu dirumah dan sempatkan sembahyang di Sanggah/Merajan untuk memohon restu kepada Ida Bhatara Hyang Guru agar tujuan dari kita melukat kesimpulanya, jalan melukat yang benar adalah dari kolam ketiga mulai dari tirta empul dengan 6 pancoran, hindari pancoran ke empat dan kelima, lalu lanjut kolam kedua, selanjutnya kolam pertama yang di mulai dari ujung kanan pancoran ke 14 dari kiri yaitu tirta sudamala lanjut ke pancoran ke 13 tirta merta dan yang terakhir kita pilih salah satu pancoran yang sesuai dengan kebutuhan dari pancoran pertama sampai ke dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat mohon dikoreksi bersama.Tata Cara Untuk MelukatBerikut adalah Tahapan-tahapan dalam melukat di Tirta Empul I. Tahap Pertama1. Persiapkan pakaian yang sesuai untuk melukat2. Haturkan pakeling/pejati ditempat yang telah disediakan dan canang sari disetiap pancuran yang akan dimohon berkahnya. Duduk sejenak, sampaikan permohonon dan tujuan Untuk tahap pertama lakukan pengelukatan pada Tirtha Gering selama tiga kali berturut-turut pada hari yang berbeda4. Pada setiap pancoran dilakukan dengan cara cuci muka tiga kali, berkumur tiga kali, minum sekali selanjutnya melukat selama tiga kali hitungan umur dengan cakupkan tangan didada sambil memanjatkan doa. Akhiri dengan puji syukur matur suksmeII. Tahap KeduaBila putaran pada tahap pertama sudah selesai, maka barulah dilakukan putaran tahap kedua dengan langkah-langkah sama seperti diatas dan diawali dari1. Tirtha Gering, Tirtha Leteh, Tirtha Penyakit Berat, Tirtha Pelebur Kutukan, Tirtha Pelebur Cor, Tirtha Sudamala, Tirtha Merta, Selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan;2. Tirtha Penyakit Kulit, Tirtha Ketenangan Jiwa, Tirtha Rematik, Tirtha Gigi, Tirtha Sakit Tulang, Tirtha Asmara, Tirtha Ketenangan Emosi, Tirtha Penyakit Pernafasan, Tirtha Tahap KetigaMatur Suksme pada Beliau yang ber-Sthana di Pura Luhur Tirtha Empul, atas segala berkah dan kesembuhan yang telah dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat mohon dikoreksi google searchAdmin
KARANGASEM Pancoran Penglukatan Sapta Gangga begitu menarik, hampir disetiap hari hari baik umat Hindu, areal permandian yang kental dengan kesan religius yang terletak di areal Pura Tirta Empul di Desa Adat Timbrah Desa Pertima ini selalu dipenuhi pengunjung. Bahkan banyak dari pengunjung berasal dari luar Karangasem. DesaTirta Empul merupakan wisata Gianyar, Bali, yang memiliki banyak sekali daya tarik yang mendunia. Dari mulai wisata religi, wisata budaya, hingga wisata sejarah, yang dikelilingi view alam yang sangat elok. tirta empul tampaksiring. google maps. sumber Lisa Srijawati Di beberapa artikel sebelumnya, penulis telah menyampaikan beberapa kali bahwa sebuah destinasi wisata bisa bertahan lama, dan terkenal hingga ke mancanagera, salah-satu faktornya adalah tetap mempertahankan budaya aslinya. Bagi anda yang belum sempat membaca, silahkan bisa lihat destinasi wisata di luar negeri versi Di situ penulis telah mereview bahwa negara-negara tersebut tetap mempertahankan tradisi aslinya, hingga arsitektur bangunannya. Nah, begitupun dengan wisata di Bali, termasuk Tirta Empul. Ternyata, selain keindahan panorama alamnya, melestarikan budaya yang sudah ada sejak lama menjadi daya tarik tersendiri. Dan inilah deskripsi Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali, yang sudah kami persiapkan untuk anda. Sebagai sebuah referensi awal menentukan tempat wisata di Bali saat liburan tiba. Larangan Di Tirta Empul Tampaksiring keharusan memakai sarung di tirta empul. google maps. sumber Syahril Alamsyah Tirta Empul adalah destinasi wisata Bali berupa kawasan yang disucikan. Di tempat tersebut sering dilaksanakan kegiatan Melukat, atau proses penyucian diri. Biasanya saat hari menjelang sore, kunjungan ke kawasan Pura Tirta Empul menjadi sangat ramai. Tirta Empul merupakan kawasan yang disucikan, dari mulai keberadaan Pura, atau Candi, hingga kolam air suci yang disebut Tirta Empul. Oleh karena itu terdapat etika, serta larangan yang harus diperhatikan saat para pengunjung ingin datang ke Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali. Di antaranya Para pengunjung diwajibkan memakai sarung, atau selendang jika ingin masuk. Sarung tersebut sudah disedian pihak pengelola. Wanita yang sedang haid, atau datang bulan tidak diperkenankan masuk. Tidak diperkenankan masuk dengan menggunakan celana pendek. Tidak diperkenankan membawa tas plastik. Tidak boleh membuang koin ke kolam. Beberapa lokasi bisa untuk dimasuki hanya untuk kegiatan ibadah. Larangan, permakluman, atau etika-etika saat berada di wisata Tirta Empul, sejatinya harus dihormati, dan dipatuhi. Tenang saja, di lokasi tersebut sudah disediakan pemandu wisata yang akan memberikan penjelasan apa saja yang boleh, dan tidak. Sejarah Pura Tirta Empul Sejarah Pura Tirta Empul tentu saja tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan sumber mata air yang besar, dan disucikan, yang bernama Tirta Empul Tampaksiring. Sejarah Pura Tirta Empul dibangun oleh Raja Sri Candrabhayasingha, pada tahun 962 M, pada masa kerajaan Wangsa Warmadewa. Sejarah penamaan Pura Tirta Empul merujuk kepada sumber mata air suci yang sudah lebih dulu ada, yang bernama Tirta Empul. Sejarah Tirta Empul kawasan tirta empul. google maps. sumber Aulya Imaniar Sejarah Tirta Empul terkait erat dengan mitologi tentang sosok Raja Mayadenawa yang bertindak sewenang-wenang, dan menganggap dirinya sebagai seorang dewa. Sikap sewenang – wenang tersebut membuat murka Bhatara Indra. Pada akhirnya Dewa Indra menyerang Raja Mayadenawa. Raja tersebut melarikan diri dengan cara kaki diangkat sebelah untuk menghilangkan jejak, atau disebut juga siring, atau miring. Namun, tetap saja pelariannya dapat diketahui. Selain itu, Raja Mayadenawa menciptakan sumber mata air beracun, yang akhirnya diminum oleh pasukan Dewa Indra. Dewa Indra pun kemudian menancapkan tombaknya ke tanah, tidak lama berselang keluarlah mata air suci, sebagai penangkal atas mata air beracun yang dibuat oleh Raja Mayadenawa. Lokasi Dan Alamat Tirta Empul Lokasi Tirta Empul terletak satu kawasan dengan Pura Tirta Empul, dan Istana Tampaksiring, sebagai istana peristirahatan Presiden saat berkunjung ke Bali. Adapun Alamat Tirta Empul berada di Jl. Tirta, Manukaya, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Jalan menuju Tirta Empul bisa diakses dengan menggunakan kendaraan roda dua, maupun roda empat hingga ke lokasi utama parkiran. Kondisi jalannya juga sangat baik. Adapun jarak Tirta Empul, atau Pura Tirta Empul dari Denpasar sekitar 38 kilometer, dengan waktu tempuh 1 jam perjalanan. Harga Tiket Masuk Tirta Empul Tiket Tirta Empul untuk wisatawan domestik dewasa Rp. per orang. Tiket masuk Tirta Empul untuk wisatawan domestik anak-anak Rp. per orang. Harga tiket masuk Tirta Empul untuk wisatawan mancanegara dewasa Rp. per orang. Tiket masuk Tirta Empul untuk wisatawan mancanegara anak-anak Rp. per orang. Jam Buka Tirta Empul area luar tirta empul. google maps. sumber megawati metta Tirta Empul buka dari pukul – Tirta Empul buka setiap hari selama sepekan. Jam operasional Tirta Empul hari ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan PPKM. Tirta Empul hari ini memberlakukan protokol kesehatan. Fasilitas Di Tirta Empul Fasilitas yang tersaji di Tirta Empul Tampaksiring, Gianyar, Bali adalah sebagai berikut Area parkir, Toilet, Area penjual souvenir, dan pakaian, Tempat pemandian, Pura, atau Candi, Loker, Jasa pemandu wisata. Daya Tarik Tirta Empul 1. Mata Air Suci mata air suci tirta empul. google maps. sumber Sims Widjaja Daya tarik yang pertama tentu saja keberadaan mata air suci yang bernama Tirta Empul. Mata air tersebut terbagi-bagi menjadi beberapa kolam, dan beberapa pancuran air. Tirta Empul merupakan lokasi bagi pelaksanaan Melukat, atau penyucian diri. Tata cara melukat di Tirta Empul akan dijelaskan oleh pemandu wisata, bagi mereka yang ingin melakukan kegiatan tersebut. Tirta Empul dipercaya sebagai sumber mata air suci yang memiliki khasiat untuk Peleburan sumpah, Peleburan kutukan, Tirta pembersihan, atau Penglukatan, Menghilangkan penyakit berat. 2. Pura Tirta Empul view di tirta empul. google maps. sumber Antony Ye Daya tarik selanjutnya adalah keberadaan Pura Tirta Empul. Para pengunjung diperkenankan masuk, hanya dengan tujuan untuk beribadah saja. Sebetulnya masuih banyak pura, atau candi lainnya di kawasan tersebut. Dan kawasan Tirta Empul terbagi menjadi tiga. Di antaranya Area luar, Area tengah, Dan area dalam. 3. Istana Presiden lokasi istana kepresidenan tampaksiring. google maps. sumber Bram str Mungkin hanya sedikit orang yang tahu, bahwa di Bali terdapat Istana Presiden Indonesia. Istana tersebut bernama Istana Tampaksiring, yang lokasinya masih satu kawasan dengan Tirta Empul. Istana Tampaksiring dibangun pada masa Presiden RI yang pertama, Soekarno. Istana tersebut dimaksudkan sebagai tempat peristirahatan Presiden saat kunjungan ke Bali. Istana Tampaksiring dibangun dari tahun 1957, dan selesai pembangunannya pada tahun 1963. Istana Tampaksiring dirancang oleh Soedarsono. Istana Tampaksiring terlihat jelas saat pengunjung berada di kawasan Tirta Empul. Lokasinya berada di atas bukit hijau yang indah. LokasiPermandian dan Pura Tirta Empul berada tepat di bawah Istana Kepresidenan Tampak Siring, yang dibangun secara permanen sejak tahun 1957-1963 atas prakarsa Presiden Soekarno. Dengan bermodalkan niat, ketulusan, dan banten (sajen) kami meluncur ke Pura Tirta Empul di sore yang cerah itu. Jakarta Daya tarik wisata Pulau Bali memang sudah tidak diragukan lagi. Di sana banyak tempat yang sangat memesona, mulai dari pantai, danau, bahkan bentang alamnya. Maka tidak mengherankan jika Pulau Dewata ini selalu menjadi tujuan liburan favorit, bari dari wisatawan domestik maupun macanergara. Daya tarik Bali tidak hanya dari tempat wisatanya, namun juga budayanya. Salah satu kebudayaan Bali yang sekarang tengah menjadi daya tarik wisata yang populer adalah ritual melukat. Apa itu ritual melukat? 7 Momen Awkarin Jalani Ritual Melukat, Tak Kuasa Tahan Tangis 7 Potret Anya Geraldine Jalani Ritual Melukat, Mengaku Nyaman dan Damai Potret 7 Seleb Wanita Jalani Tradisi Melukat, Pancarkan Energi Positif Ritual melukat adalah sebuah tradisi ritual serupa siraman yang dipercaya mampu menghilangkan segala pikiran kotor, jenuh, dan pengaruh ilmu hitam sehingga orang yang menjalani ritual ini bisa menjalani kehidupan dengan tenang, nyaman, damai, dan bahagia. Maka tidak mengherankan jika banyak orang mengatakan bahwa ritual ini memiliki manfaat untuk kesehatan mental. Sekarang, ritual melukat tidak hanya dianggap sebagai ritual saja, melainkan sebagai salah satu daya tarik wisata. Bahkan bara selebritis dan para pesohor banyak yang mencoba melakukan ritual melukat. Lalu apa itu ritual melukat? Berikut adalah ulasan lengkap mengenai ritual melukat, seperti yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu 19/10/2022.Bali memang memiliki segudang tradisi, salah satunya tradisi Melukat atau pembersihan diri. Tradisi tersebut tak hanya dilakukan oleh umat Hindu Bali, namun juga diikuti oleh wisatawan yang sedikit dibahas sebelumnya, ritual melukat merupakan salah satu daya tarik wisata Pulau Bali. Namun sebenarnya ritual melukat merupakan salah satu bentuk peribadatan dalam tradisi agama Hindu. Tujuan dari ritual melukat adalah untuk membersihkan jiwa dari segala segala pikiran kotor, jenuh, dan pengaruh ilmu hitam sehingga orang yang menjalani ritual ini bisa menjalani kehidupan dengan tenang, nyaman, damai, dan bahagia. Karena ritual melukat merupakan salah satu bentuk peribadatan, maka untuk dapat melakukan ritual melukat ini harus mengikuti tata cara yang berlaku, yang meliputi sarana dan urutannya. Menurut Jro Mangku Made Tantra via Darsana, 2022 sarana-sarana untuk melaksanakan ritual melukat, yakni daksina pejati, sarana muspa, dan pakaian nangkil. Daksina Pejati Daksina pejati merupakan sesuatu yang dipersembahkan sebagai simbol kesungguhan dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan upacara keagamaan, dalam hal ini adalah ritual melukat. Persembahan ini hendaknya berisi pisang atau biu kayu dan bunga tanjung. Sarana Muspa atau Sarana Kwangen Sarana muspa berupa beberapa jenis bunga yang berbau harum seperti bunga jempiring,sekar tunjung biru. Selain beberapa jenis bunga, sarana muspa juga dilengkapi dengan pis bolong atau uang logam yang memiliki lubang ditengahnya. Adapun yang pis bolong yang dibutuhkan adalah 11 keping. Pakaian Nangkil Pakaian nangkil adalah pakaian adat Bali. Pakaian ini dipakai ketika melakukan ritual melukat. Selain pakaian nangkil diperolehkan pula hanya menggunakan kain kamen dan disarankan untuk tidak memakai Cara Ritual MelukatAnya Geraldine bersama sang kekasih Nadif Zahiruddin mengikuti tradisi Melukat. Tradisi ini dilakukan di salah satu pura yang tersedia di penginapan mereka. Instagram/anyageraldineRitual melukat merupakan salah satu bentuk peribadatan dalam tradisi agama Hindu, yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dari segala pikiran kotor, jenuh, dan pengaruh ilmu hitam sehingga orang yang menjalani ritual ini bisa menjalani kehidupan dengan tenang, nyaman, damai, dan bahagia. Karena ritual melukat merupakan bentuk peribadatan, makan harus dilakukan dengan tata cara yang telah ditentukan. Adapun tata cara ritual melukat menurut Jro Mangku Made Tantra, antara lain sebagai berikut 1. melakukan persembahyangan di pelinggih pura dalem pingit & kusti yang letaknya agak diatas dari tempat pesiraman, dengan menggunakan sarana kwangen. biasanya dipimpin oleh pemangku pada saat hari keagamaan seperti purnama, kajeng kliwon, 2. kwangen diletakkan di depan jidat atau ubun ubun seperti saat kita muspa, dengan membasahi kepala dan ubun ubun, setelah kepala basah lepas kewangan agar hanyut bersama air, 3. setelah selesai melukat, pemedek sembahyangsekali lagi di pelinggih yang ada di dekat batu, sekalian nunas tirta dan bija Sementara itu menurut Ngurah 2020, urutan ritual melukat di Pura Dalem Pengembak yaitu 1. Umat diwajibkan untuk melakukan pelukatan di Campuhan yakni kolam yang sumber airnya dari muara sungai Pengembak yang bertemu dengan rembesan air laut. 2. Setelah mandi di Campuhan, barulah ritual melukat yang pertama dilakukan Pura Taman Sari oleh Jero Mangku Ranten , dengan cara pemedek berdiri berjajar kemudian disiram bergiliran beberapa kali secara acak, dengan lantunan mantra. 3. Dengan pakaian yang masih basah, dilanjutkan dengan persembahyangan bersama di Pura Taman Sari sesuai dengan permohonannya. 4. Berlanjut dengan pelukatan yang kedua, di Jaba Pura Dalem Pengembak. 5. Para pemedek yang tangkil menghaturkan sembah bakti dengan khusyuk serta memohon doa sesuai dengan apa yg diinginkan, yang merupakan akhir dari prosesi ritual melukat diakhiri dengan nunas Ritual MelukatIntip penampilan Anya Geraldine saat jalani ritual melukat di Bali. Cantik berbalut kebaya kuning. Instagram/anyageraldine.Setidaknya ada sejumlah fungsi manfaat yang diharapkan ketika seseorang melakukan ritual melukat. Menurut Jero Mangku Ranten via Ngurah, 2020 melukat berfungsi untuk meleburkan segala aura negatif yang ada di dalam tubuh manusia. Sementara itu menurut Ngurah 2020, banyak orang yang melakukan ritual melukat umumnya mengharapkan manfaat antara lain kesembuhan khususnya penyakit non medis. selain itu, ritual melukat juga diyakini bermanfaat untuk memperlancar usaha, lantaran ada pelinggih Ratu Ayu Mas Subandar sebagai Dewi kemakmuran. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ritual melukat diyakini oleh masyarakat, dapat meningkatkan kekuatan power dan menetralisir energi menjadi positif, sehingga secara psikologi dapat menimbulkan rasa nyaman dan Tarik Ritual MelukatDalam ritual ini Awkarin membalut tubuhnya dengan kain dan mandi air kembang. Foto Instagram/ awkarinSeperti yang telah dibahas sebelumnya, ritual melukat tampak menjadi daya tarik wisata di Bali. Banyak orang sampai para pesohor dan selebritis berlibur ke Bali untuk mencoba ritual melukat. Bukan tanpa alasan mengapa banyak orang tertarik untuk mencoba ritual melukat. Ini karena ritua melukat dipercaya memiliki manfaat dalam mengatasi permasalah kejiwaan. Menurut Oka dkk. 2021, pernah ada salah seorang warga Desa Sebatu ikut membuktikan dengan mengajak rekannya yang sakit untuk mencoba mengobati penyakitnya dan ternyata sembuh setelah melukat di sana. Semenjak saat itu tidak hanya umat Hindu yang percaya dengan khasiat yang diberikan air suci ini. Bahkan, wisatawan asing juga banyak yang diperkenalkan dengan ritual melukat. Lebih banyak di antara mereka yang hanya melihat dan berfoto, namun ada beberapa diantaranya yang tertarik untuk melakukan ritual melukat. Sumber Darsana, I Made. 2022. "Pelestarian "Pasiraman Pura dalem Pingit Lan Pura Kusti" di Desa Sebatu, Gianyar sebagai Destinasi Wisata Alternatif." Siwayang Journal Volume 1 33-38 Ngurah, I Gusti Ayu. 2020. "Tradisi Melukat pada Kehidupan Psiko-Spiritual Masyarakat Bali. Vidya Wertta Volume 3 Nomor 2 159-170 Oka, I Made Darma, dkk. 2021. "Pengembangan "pasiraman Pura Dalem Pingit dan Pura Kusti sebagai Daya tarik Wisata Spiritual di Desa Batuan Gianyar." Jurnal Kajian dan Terapan Pariwisata Vol I 35-44 * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.